Showing posts with label Contoh PTK. Show all posts
Showing posts with label Contoh PTK. Show all posts

Tuesday, January 15, 2019

DOWNLOAD PTK IPA | Peningkatan Prestasi Belajar IPA dengan Penerapan Metode Discoveri

A. Latar Belakang
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA.

Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001: 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.

Dari latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery) Pada Siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siwa dengan diterapkannya pembelajaran penemuan (discovery)?
  2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran penemuan (discovery) terhadap motivasi belajar siswa?

C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan dalam pembahasan dalam penelitian ini, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
  1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat tahun pelajaran 2008/2009.
  2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009.
  3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem. 

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran penemuan (discovery).
  2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran penemuan (discovery).

E. Manfaat Penelitian 
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
  1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPA.
  2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran IPA 
  3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi IPA.

F. Definisi Iperasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah: 
Suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri

2. Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 

3. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.



selengkapanya dapat di download di sini

DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA | Peningkatan Prestasi Belajar dengan Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif

A. Latar Belakang
Perkembangan global saat ini juga menuntut dunia pendidikan untuk selalu mengubah konsep berpikirnya. Konsep lama mungkin sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat ini, lebih-lebih untuk yang akan datang. Untuk itulah, perubahan selalu dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman.

Belajar adalah proses penambahan pengetahuan. Konsep ini muncul pada pengertian paling awal. Namum pandangan ini, ternyata masih berlaku bagi sebagian orang di negeri ini. Dengan pijakan konsep ini, belajar seolah-olah hanya penjejalan ilmu pengetahuan kepada siswa. 

Pandangan ini tidak terlalu salah karena pada kenyataannya bahwa belajar itu menambah pengetahuan kepada anak didik. Namun demikian, konsep ini masih sangat parsial, terlalu sempit, dan menjadikan siswa sebagai individu-individu yang pasif dan repasif. Siswa layaknya sebuah benda kosong yang perlu diisi sampai penuh tanpa melihat potensi yang sebenarnya sudah ada pada siswa.

Pendidikan formal saat ini ditandai dengan adanya perubahan yang berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir ini ditandai dengan adanya suatu perubahan (inovasi). Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena perubahan itu adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya ada dua alternatif pilihan yaitu menghadapi tantangan yang ada di dalamnya atau mencoba menghindarinya. Jika perubahan direspon positif akan menjadi peluang dan jika perubahan direspon negatif akan menjadi arus kuat yang menghempaskan dan mengalahkan kita.

Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan ke arah pembaharuan (inonvasi). Dengan adanya inovasi tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model dan metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa yang berpijak pada lingkungan sekitarnya. 

Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis mengambil judul Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menerapan Model Pengajaran Kolaborasi Pada Siswa-Siswi Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010. 

B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:
Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia dengan diterapkannya model pengajaran kolaborasi pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010?
Bagaimanakah pengaruh model pengajaran kolaborasi terhadap motivasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010?

C. Pemecahan Masalah 
Metode pemecahana masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kolaborasi. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat.

D. Batasan Masalah 
Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan menceritakan peristiwa yang dilihat atau dialami.

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum 
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang peningkatan prestasi siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat tahun pelajaran 2009/2010 dalam mempelajari Bahasa Indonesia khususnya pada pokok bahasan menceritakan peristiwa yang dilihat atau dialami.

2. Tujuan Khusus 
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia setelah diterapkannya strategi pembelajaran ekspositori pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat tahun pelajaran 2009/2010.
Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar Bahasa Indonesia setelah diterapkan strategi pembelajaran ekspositori pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat tahun pelajaran 2009/2010.
Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat tahun pelajaran 2009/2010.

F. Hasil yang Diharapkan dan Manfaat Penelitian 
1. Hasil yang Diharapkan 
Dari penelitian ini diharapkan adanya peningkatan proses kegiatan belajar mengajar dan peningkatan prestasi belajar bahasa Indoensia khususnya pada pokok bahasan menceritakan peristiwa yang dilihat atau dialami siswa Kelas VI SDN ABC Jakarta Pusat tahun pelajaran 2009/2010

2. Manfaat Hasil Penelitian 
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
  1. Menambah pengetahun dan wawasan penulis tentang peranan guru Bahasa Indonesia dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia.
  2. Sumbangan pemikiran bagi guru Bahasa Indonesia dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia.
  3. Proses belajar mengajar Bahasa Indonesia tidak lagi monoton.
  4. Ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat, tidak konvensional tetapi variatif. 
  5. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok meningkat.
  6. Kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.
  7. Prestasi belajar untuk Bahasa Indonesia meningkat.


G. Definisi Operasional 
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Model pengajaran kolaborasi adalah:
Suatu model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama.

2. Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 
Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

Selengkapnya dapat di download di sini

Wednesday, January 9, 2019

DOWNLOAD PTK IPS | Pembelajaran Terstruktur dengan Pemberian Tugas dalam Meningkatkan Hasil Belajar

A. Latar Belakang 
Sumber Gambar: http://putriangling23.blogspot.com
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran terstruktur dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran terstruktur, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa. 
Dari latar belakang masalah tersebut, maka perlu diadakan penelitian untuk melihat pengaruh pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Pembelajaran Terstruktur Dengan Pemberian Tugas dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009”.  

B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
Apakah pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas berpengaruh terhadap hasil belajar Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat?
Bagaimanakah pengaruh pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas terhadap motivasi belajar siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat?

C. Batasan Masalah 
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
  1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
  2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran 2008/2009.
  3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia.


D. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
  1. Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap hasil belajar Pengetahuan Sosiall siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
  2. Untuk mengungkap pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap motivasi belajar Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.


E. Kegunaan Penelitian
  1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial. 
  2. Guru-guru Pengetahuan Sosial perlu memanfaatkan teknik pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam hal kualitas proses maupun kualitas hasil.
  3. Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses pembelajaran dengan tetap berpegang pada suatu pengertian bahwa siswa memerlukan perhatian guru.


F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 
  1. Pembelajaran Terstruktur, adalah suatu bentuk kegiatan kurikuler sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran terstruktur dimulai dengan menyampaikan tujuan dan juga kata kunci, diteruskan dengan pemberian materi yang sesuai dengan tujuan, dan pemberian tugas berupa soal-soal yang dikerjakan dirumah.
  2. Pemberian Tugas, adalah catatan guru yang dicantumkan dalam lembar jawaban siswa, setelah guru meneliti jawaban, yang dapat digunakan oleh siswa di dalam memperdalam materi yang diberikan sesuai dengan materi soal. Dalam pemberian tugas ini pekerajaan dikemtugas kepada siswa.
  3. Hasil Belajar Pengetahuan Sosial, adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal atau tes dari guru setelah proses mengajar berlangsung dalam satu pokok bahasan selesai.
Selengkapnya dapat didownload disini 


Tuesday, January 8, 2019

DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA | Pembelajran Imajinatif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mengarang

A. Latar Belakang
Pelajaran mengarang sebenarnya sangat penting diberikan kepada murid untuk melatih menggunakan bahasa secara aktif. Di samping itu, pengajaran mengarang di dalamnya secara otomatis mencakup banyak unsur kebahsaan termasuk kosa kata dan keterampilan penggunaan bahasa itu sendiri dalam bentuk bahasa tulis. Akan tetapi dalam hal ini guru bahasa Indonesia dihadapkan pada dua masalah yang sangat dilematis. Di satu sisi guru bahasa harus dapat menyelesaikan target kurikulum yang harus dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sementara di sisi lain porsi waktu yang disediakan untuk pelajaran mengarang relatif terbatas, padahal untuk pelajaran mengarang seharusnya dibutuhkan waktu yang cukup panjang, karena diperlukan latihan-latihan yang cukup untuk memberikan siswa dalam karang-mengarang. Dari dua persoalan tersebut kiranya dibutuhkan kreaivitas guru untuk mengatur sedemikian rupa sehingga materi pelajaran mengarang dapat diberikan semaksimal mungkin dengan tidak mengesampingkan materi yang lain.

Sekolah kita pada umumnya agak mengabaikan pelajaran mengarang. Ada beberapa faktor penyebabnya yaitu, (1) sistem ujian yang biasanya menjabarkan soal-soal yang sebagian besar besifat teoritis, (2) kelas yang terlalu besar dengan jumlah murid berkisar antara empat puluh sampai lima puluh orang.
Materi ujian yang bersifat teoritis dapat menimbulkan motivasi guru bahasa mengajarkan materi mengarang hanya untuk dapat menjawab soal-soal ujian, sementara aspek keterampilan diabaikan. Sedangkan dengan kelas yang besar konsekuensi biasanya guru enggan memberikan pelajaran mengarang, karena ia harus memeriksa karangan murid-muridnya yang berjumlah mencapai empat puluh sampai lima puluh lembar, kadang hal itu masih harus berhadapan dengan tulisan-tulisan siswa yang notabene sulit dibaca. Belum lagi ia harus mengajar lebih dari satu kelas atau mengajar di sekolah lain, berarti yang harus diperiksa empat puluh kali sekian lembar karangan. Oleh karena itu, tidak jarang guru yang menyuruh muridnya mengarang hanya sebulah sekali atau bahkan sampai berbulan-bulan. 

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran imajinatif dalam belajar bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010?
  2. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran imajinatif terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010?

C. Batasan Penelitian 
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
  1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010.
  2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun pelajaran 2009/2010.
  3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan mengarang.

D. Tujuan Penelitian 
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran imajinatif pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010.
  2. Ingin mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran imajinatif dalam belajar bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2009/2010.

E. Manfaat Penelitian 
Penelitain ini dapat memberikan manfaat bagi:
  1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
  2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
  3. Siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

F. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Metode belajar aktif model imjintif adalah suatu metode belajar melalui imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji cukup efektif sebagai suplemen kreatif dalam proses belajar bersama.
  2. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. 
  3. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.


*) Selengkapnya dapat didownload di sini

DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA | Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Penerapan Eksplorasi Pustaka

1. 1 LATAR BELAKANG 
Berbagai cara yang pernah dilaksanakan oleh guru dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa pada siswa tidaklah sedikit. Antara lain memberi tugas di rumah (PR) dalam bentuk portofolio maupun bentuk tugas proyek lainnya. Namun hal itu ternyata masih kurang dapat meningkatkan bakat maupun minat pada siswa didik untuk gemar membaca dan menulis.  
Ketrampilan menulis siswa berkaitan erat dengan kegiatan membaca. Faktor yang mampu mendorong Minat Baca antara lain : 1) Rasa ingin tahu atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi dan lainnya. 2) Fasilitas yang memadai. 3) Terciptanya situasi yang kondusif . 4) Membaca adalah suatu kebutuhan.

1.2 PERMASALAHAN
A. Identifikasi Masalah

  1. Minat membaca dan menulis pada siswa kurang. 
  2. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak begitu tampak.


B. Analisis Masalah

  1. Kurangnya kreatifitas guru dalam menciptakan maupun memilih strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif, guna meningkatkan ketrampilan menulis.
  2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran karena  situasi pembelajaran yang tidak menyenangkan sehingga siswa mudah bosan.


C. Rumusan Masalah

  1. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana meningkatkan ketrampilan menulis pada siswa kelas IV di SDN 01 Tawangmangu,  Kecamatan Tawangmangu,  Kabupaten Karanganyar?”.


1.3 TUJUAN PENELITIAN

  1. Meningkatkan ketrampilan menulis pada siswa khususnya kelas IV SDN 01Tawangmangu.
  2. Menambah semangat dan antusiasme yang tinggi pada siswa dalam  mengikuti pembelajaran.
  3. Meningkatkan kreativitas dan inovasi Guru dalam menciptakan strategi pembelajaran yang tidak membosankan.


1.4 MANFAAT PENELITIAN

  1. Bagi siswa, akan lebih termotivasi untuk membaca dan menulis cerita atau karya sastra maupun pengembangan pembelajaran kebahasaan lainnya.
  2. Bagi Guru menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam merencanakan pelaksanaan  pembelajaran.
  3. Terciptanya situasi pembelajaran yang menyenangkan sehingga tidak mudah bosan. 
  4. Menjadi masukan bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan bagi penulis untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan


*) Selengkapnya dapat didownload di sini

Wednesday, November 21, 2018

DOWNLOAD PTK MATEMATIKA | Efektivitas Pembelajaran Materi Bangun Datar dengan Metode STAD dan Alat Bantu MBDW Pada Peserta Didik Kelas V SD

A. Latar Belakang
Secara garis besar, materi pelajaran Matematika di kelas V sekolah dasar dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu bilangan, geomitri dan pengukuran. Materi bilangan, peserta didik dituntut mampu melakukan operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Sedangkan materi pembelajaran geometri dan pengukuran, peserta didik dituntut mampu menghitung jarak, waktu, berat, luas volum, dan sifat-sifat bangun datar.

Prestasi belajar peserta didik kelas V SD  dalam mengikuti pembelajaran Matematika rendah. Banyak materi pembelajaran yang belum dapat dicapai secara tuntas. Konsep materi pelajaran bangun datar belum dikuasai secara mendalam. Peserta didik merasa berkesulitan dalam menghitung luas dan menentukan sifat-sifat bangun datar.
Di samping itu, guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materi pelajaran tentang bangun datar. Sering terjadi anggapan oleh guru bahwa materi yang diajarkan sangat mudah sehingga penyajian materi pelajaran bangun datar cukup hanya dengan cerita. Peserta didik hanya sebagai pendengar. Peserta didik pasif, kurang tertarik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Materi pembelajaran disampaikan secara abstrak.
Banyak upaya untuk mengatasi kendala yang ada. Salah satu usaha untuk mengatasi berbagai kesulitan pembelajaran dengan materi pelajaran bangun datar di kelas V adalah model pembelajaran STAD dengan menggunakan alat bantu MBDW (Model Bangun Datar Warna-warni). Model-model bangun datar tersebut merupakan upaya konkritisasi dari bentuk abstrak bangun datar. Dengan alat bantu model bangun datar tersebut, peserta didik dapat menyerap materi pelajaran dari guru sesuai dengan perkembangan daya nalarnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian dapat dirumuskan, sebagai berikut.
  1. Apakah pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW menyenangkan?
  2. Apakah pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW efektif?


C. Tujuan
Penelitian tentang pembelajaran bangun datar dengan alat bantu model bangun datar ini bertujuan, sebagai berikut.
  1. Mendeskripsikan proses pembelajaran bahwa dengan metode STAD dan alat bantu MBDW menyenangkan.
  2. Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran dengan metode STAD dan alat bantu MBDW.


D. Manfaat
Manfaat dari hasil penelitian ini, sebagai berikut.
Bagi guru
  1. Sebagai bahan perbaikan pembelajaran yang dikelolanya, sehingga proses dan hasil dari pembelajaran mengalami peningkatan.
  2. Sebagai wahana dalam peningkatan profesionalitas guru karena mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
  3. Sebagai wahana penumbuhan rasa percaya diri bagi guru. 

Bagi peserta didik
  1. Peserta didik meningkatkan prestasi belajarnya.
  2. Peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang menarik.

Bagi sekolah
  1. Memiliki guru yang profesional dalam mengelola pembelajaran di depan kelas.
  2. Sekolah dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

 *) Selengkapnya dapat diunduh di sini.

DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA | Penerapan Pendekatan Kontekstual Menggunakan Media Gambar Binatang Untuk Meningkatkan Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis Siswa Kelas II SD

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006).
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Menurut Johana Pantow dkk (2002) yang tersedia dalam situs http://digilib.itb.ac.id yang diakses pada tanggal 26 Januari 2008, menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu harus didasarkan pada keterampilan bahasa dan salah satunya adalah menulis. 
Di SDN 02 Pedawang Karanganyar Kabupaten Pekalongan kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal menulis yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
  1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis.
  2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar.
  3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra.
  4. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar.

Masalah yang terjadi pada siswa kelas II SDN 02 Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap cara mendeskripsikan suatu benda. Hal itu dapat diketahui dari hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 15 Januari 2008, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDN 02 Pedawang Karanganyar Kabupaten Pekalongan, yang dirasakan masih kurang. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas II SDN 02 Pedawang Karanganyar Kabupaten Pekalongan mata pelajaran Bahasa  Indonesia aspek menulis, yakni 70 dan pada kenyataannya hanya mencapai angka 65, sehingga hanya 27% siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas II semester II SDN 02 Pedawang Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Dengan adanya permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Untuk itulah guru (peneliti) merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar sebagai media alternatif untuk memperbaiki pembelajaran menulis.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata  siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Dengan kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakn di atas, maka penelitian ini akan berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan upaya medayagunakan media gambar binatang sebagai sarana pembelajaran berbasis kontekstual sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang Karanganyar Kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsi secara tertulis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
  1. Apakah pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan cara me-manfaatkan media gambar binatang dapat meningkatkan keterampilan mendeskripsi secara tertulis siswa kelas II SDN 02 Pedawang  Karanganyar Kabupaten Pekalongan?
  2. Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan memanfaatkan media gambar binatang dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN 02 Pedawang Karanganyar Kabupaten Pekalongan dalam pembelajaran?
  3. Bagaimana keterampilan guru menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan fokus penelitian di atas yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
  1. Mengetahui peningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang Karanganyar Kabupaten Pekalongan melalui pendekatan kontekstual dengan memanfaatkan media gambar binatang dalam mendeskripsi secara secara tertulis.
  2. Mengetahui peningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN 02 Pedawang Karanganyar Kabupaten Pekalongan dalam pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan mendayagunakan media gambar binatang.
  3. Mendeskripsi keterampilan guru dalam menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II semester II dengan me-manfaatkan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

b. Manfaat Praktis 
1) Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat menyukai kegiatan menulis dan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menuangkan berbagai ide, gagasan, serta pengalamannya dalam sebuah tulisan imajinatif yang dapat dinikmati oleh orang lain.
2) Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa Indonesia pada aspek menulis, khususnya bagi siswa kelas rendah yang membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.
3) Bagi Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.

E. Batasan atau Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya penafsiran istilah dalam memahami inti masalah dalam penelitian ini, ditegaskan dari beberapa istilah yang digunakan. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Penerapan ialah proses atau cara untuk menerapkan dan mempraktikkan suatu teori dalam bentuk perbuatan.
  2. Pendekatan  Kontekstual ialah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1).
  3. Peningkatan ialah proses upaya-upaya kegiatan yang dilakukan supaya terjadi suatu perubahan kearah yang lebih baik dan atau bartambahnya sesuatu perubahan dari segi jumlah/kuantitas (Suseno Edy, 2003:5).
  4. Keterampilan ialah kecakapan atau kemampuan untuk melakukan suatu tugas pada siswa.
  5. Mendeskripsi ialah memaparkan atau menggambarkan dengan kata- kata secara jelas dan terperinci (KBBI : 258).
  6. Media gambar ialah media dalam bentuk gambar yang membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga lebih mudah diterima oleh siswa.


*) Selengkapnya dapat di download di sini